Berhenti Sejenak Itu Kebutuhan

’Berhenti Sejenak Itu Kebutuhan’ 
Kejadian 1:20-2:4
 
RENUNGAN HARIAN SAHABAT
Selasa, 2 April 2024
 
Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya.
- Kejadian 2:3 -
 
Ada dua penebang pohon pergi ke hutan. Yang pertama menebang pohon sepanjang hari tiada henti, sedangkan yang kedua dengan berhenti secara berkala. Penebang pertama meyakini bahwa hasil panennya akan lebih banyak namun ternyata ia salah. Penebang kedua membawa lebih banyak potongan kayu. Hal ini karena ketika berhenti menebang pohon, dia menggunakan waktunya untuk beristirahat sehingga menjadi lebih bertenaga untuk kembali menebang pohon. Sebaliknya dengan penebang pertama, akibat terlalu kelelahan maka tenaganya semakin lama semakin menurun.
 
Dalam perikop ini dituliskan bahwa Allah berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya. Ada dua hal yang perlu diperhatikan dari kata berhenti di sini. Pertama, bahwa Allah berhenti karena sudah menyelesaikan pekerjaan penciptaan. Kedua, kata berhenti bukan berarti menandakan Allah sama sekali tidak melanjutkan lagi penciptaan. Allah selanjutnya tetap mencipta. Penebusan bisa dikatakan merupakan penciptaan kembali, setelah kerusakan karena dosa.
 
Sahabat, kita tidak mungkin beraktivitas secara terus menerus. Kita perlu berhenti sejenak sebelum memulainya kembali. Istirahat ibarat mengisi ulang bahan bakar. Istirahat juga merupakan pemberian dari Allah. Beristirahat tidak selalu menandakan bahwa kita pemalas. Istirahat justru menjadi komitmen untuk meneruskan lagi pekerjaan dengan memberikan upaya yang tetap berkualitas baik. Melalui istirahat, kita melatih diri untuk lebih peka mengenal tubuh kita. Kita mengetahui kapan tubuh harus beristirahat, mengumpulkan tenaga, menghimpun kekuatan, menjernihkan pikiran, sebelum kembali melanjutkan tugas dan tanggung jawab. 
 
Pertanyaan:
1. Menurut Sahabat, apakah ada keterkaitan antara istirahat dengan kualitas hidup?
2. Mengapa terkadang istirahat tidak dianggap sebagai suatu kebutuhan hidup? 
 
Doa: Ya Tuhan, tolong kami agar lebih peka dalam mengenal tubuh kami, tahu kapan harus beristirahat di tengah pekerjaan. Amin.

Komentar